Latest News

Sunday, September 26, 2010

Apa Itu Adorasi Sakramen Mahakudus?

Ketika kamu maju untuk menerima Komuni Kudus di gereja, pernahkah kamu bertanya kepada dirimu sendiri, �Apakah yang aku makan?� Wah, itu pertanyaan yang salah! Komuni Kudus bukan suatu benda!

Seharusnya kamu bertanya, �Siapakah yang aku terima?� Komuni Kudus adalah seorang pribadi. Yaitu pribadi Yesus dari Nazaret - orang yang sama yang dilahirkan pada hari Natal dan yang wafat disalib, Putra Tunggal Allah yang Kekal.

Orang sering melupakan hal ini karena Komuni tidak seperti seorang manusia atau pun suatu makhluk ilahi. Ketika kita menerima Komuni Pertama kita, mungkin kita memikirkannya, tetapi kemudian kita segera lupa akan hal tersebut.

Gereja melakukan sesuatu untuk mengingatkan kita, yaitu dengan �Adorasi�. Adorasi membantu kita menyadari bahwa Tuhan sungguh nyata hadir secara pribadi dalam Sakramen Mahakudus. Imam mentahtakan Hosti Kudus dalam suatu tempat yang disebut monstran (artinya `mempertontonkan'). Kita bersembah sujud pada Yesus. Kita mengatakan pada-Nya betapa kita mencintai-Nya dan menyembah-Nya. Inilah yang disebut �Adorasi Sakramen Mahakudus�. Kita tidak menyembah roti, tetapi kita menyembah Putra Allah.

Pada akhirnya, Yesus Sendiri memberkati kita secara pribadi. Sesungguhnya, bukan imam yang memberkati, melainkan Tuhan Sendiri.

sumber : Romo Richard Lonsdale;
Catholic1 Publishing Company;
www.catholic1.com
dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya

Monday, September 13, 2010

Apakah Hosti Bisa Rusak?

Ada suatu mitos yang mengatakan bahwa begitu hosti telah di-konsekrasikan dan menjadi Tubuh Kristus, hosti tidak akan pernah bisa rusak. Hal ini tidak benar, karena Komuni Kudus masih tetap memiliki kualitas roti dan anggur meskipun keduanya telah sepenuhnya diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Roti dan anggur tetap memiliki rasa dan rupa asalnya dan tetap memiliki sifat-sifat asalnya pula, misalnya batas kadaluarsanya.
Jarang sekali terjadi hosti melampaui batas kada-luarsanya, karena dua alasan:
1. Tingginya tingkat yang dibagi dan terbatasnya jumlah yang dikonsekrasikan, menjamin hosti dipergunakan sesegera mungkin.
2. Hosti relatif kering karena tidak mengandung ragi. Keadaan lembab menyebabkan berkembang biaknya bakteri - keadaan kering menghalangi terjadinya hal tersebut.

Pada umumnya, imam mengkonsekrasikan hanya cukup hosti untuk sekali Misa, dengan sedikit sisa untuk keperluan kunjungan kepada mereka yang sakit. Diakon yang menghantar Hosti Kudus kepada orang-orang sakit mempergunakan hosti sesuai keperluan dan mengembalikan sisanya ke Tabernakel Gereja. Dalam menghantar Hosti Kudus, Diakon harus sungguh cermat memperhatikan apakah hosti yang hendak ia bagikan sudah dikonsekrasikan atau belum.

Bagaimana jika hosti sungguh menjadi rusak?
Di kebanyakan gereja terdapat suatu wastafel khusus yang disebut �Sacrarium�. Wastafel ini tidak menyalurkan airnya ke pipa-pipa pembuangan, tetapi langsung ke tanah. Jika hosti yang telah dikon-sekrasikan menjadi rusak, imam akan merendamnya dalam air hingga larut, lalu menuangkan airnya ke dalam Sacrarium. Hosti tidak boleh dikubur atau dibakar.

sumber : Romo Richard Lonsdale;
Catholic1 Publishing Company;
www.catholic1.com

Sunday, September 12, 2010

Mengapa Hosti Bentuknya Bundar?

Kadang-kadang kita menerima Komuni Kudus apa adanya. Kita maju untuk menerima hosti putih tanpa sungguh-sungguh berpikir tentangnya. Karena iman, kita percaya bahwa hosti yang kita terima itu adalah Tubuh Kristus, tetapi pernahkah kalian berpikir tentang hosti yang kalian terima itu? Misalnya saja, mengapa bentuknya bundar?

Sebenarnya hosti tidak harus berbentuk bundar atau pun bentuk khusus lainnya. Sebagian Imam Katolik Roma menggunakan roti altar yang besar dan memecah-mecahkannya sehingga potongan-potongannya memiliki bentuk serta ukuran yang tidak beraturan. Sebagian imam lainnya menggu-nakan roti yang dipotong-potong berbentuk kubus sebagai hosti.

Namun demikian, pada umumnya Gereja Katolik menggunakan hosti yang bentuknya bundar karena dua alasan:
1. Lebih mudah ditelan.
2. Bentuknya yang bundar serupa dengan bentuk roti tradisional yang biasa dibuat di tanah kelahiran Yesus.

Mungkin kalian tahu roti Syrian atau roti "pita". Pita berasal dari bahasa Arab yang artinya bundar (kata 'pizza' juga berasal dari kata ini). Jadi hosti dibuat bentuknya bundar untuk mengingatkan kita akan roti yang dipakai oleh Yesus. Lain kali saat kalian menerima komuni, pandanglah hosti yang kalian terima baik-baik. Mungkin kalian menemukan hal-hal baru lainnya di sana.

sumber : Romo Richard Lonsdale;
Catholic1 Publishing Company;
www.catholic1.com

Tuesday, September 7, 2010

Mengapa Roti Komuni Disebut Hosti?

Hosti berasal dari bahasa Latin `Hostia', arti-nya kurban. Ketika Yesus wafat disalib, Ia mempersembahkan Diri-Nya sebagai kurban untuk menghapus dosa-dosa dunia. Kurban adalah sesuatu yang kamu relakan bagi orang lain.

Selama Masa Prapaskah kita berkurban tidak makan permen atau menonton acara TV favorit kita sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Tuhan.
Ketika kita menerima Hosti, kita mempersatukan diri dengan kurban Kristus. Kita juga mengatakan kepada Tuhan bahwa kita menyesal atas dosa-dosa kita. Tuhan menjawab, �Baiklah, Aku mengampunimu.�

sumber : Romo Richard Lonsdale;
Catholic1 Publishing Company;
www.catholic1.com

Wednesday, September 1, 2010

APA ITU MISTERI EKARISTI?

Yesus hadir di dunia sekarang ini dengan berbagai cara, tetapi Ekaristi adalah saat di mana Yesus hadir secara paling istimewa. Saat Misa, imam mengucapkan doa khusus yang merupakan pengulangan kata-kata Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para murid-Nya, "Inilah Tubuh-Ku. Inilah Darah-Ku."

Dengan kuasa Allah, Yesus hadir dalam Ekaristi saat imam mengucapkan kata-kata tersebut. Meskipun yang kita lihat hanyalah sepotong hosti putih yang kecil, yang bentuknya seperti roti dan rasanya juga seperti roti, namun demikian sejak saat konsekrasi (saat imam mengucapkan doa tersebut) hosti bukan lagi roti, melainkan Tubuh dan Darah Yesus yang hadir dalam Ekaristi. Yah, memang sulit untuk memahaminya - malahan, rasanya tidak mungkin membayangkannya.

Namun, itulah kebenaran yang disampaikan Yesus kepada kita, dan kita percaya pada-Nya. Banyak orang yang mempunyai pengalaman yang menakjubkan mengenai kehadiran Yesus saat mereka menerima Ekaristi dalam Komuni Kudus. Yesus mengasihi kita dan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Ia ingin senantiasa bersama-sama kita sampai akhir jaman.

Sebaliknya, Ia pun berharap kita mau membalas kasih-Nya. Yesus menantikan balasan cinta kita kepada-Nya dalam Ekaristi. Kita dapat mengatakan pada-Nya bahwa kita mencitai-Nya ketika kita menerima Komuni Kudus dan ketika kita berdoa kepada-Nya kapan pun juga.

sumber : My Friend; St. Thomas Corner;
www.daughtersofstpaul.com/myfriend

Recent Post